Wah akhirnya saya bangun juga dari tidur, setelah
berpetualang menuju puncak batur 4 mei kemarin, petualangan yang sangat
mengasikkan bersama teman teman 6a manajemen informatika.
Cerita dimulaai (flash back) wkwk
Kita semua sampai dibawah lereng gunung Batur, diawal perjalan kita sembahyang bersama dulu dpura yang
berada dbawah lereng gunung batur, dilanjutkan dengan makan makan untuk
menyiapkan diri menuju puncak.
Perjalan dmulai, dengan suhu udara yang menurut saya sangat
dingin, kita bersama sama menelusuri hutan melewati jalan setapak yang sudah disiapkan
bagi para pendaki. Langkah saya sudah mulai memberat ketika 20 menit waktu
berjalan, entah kenapa, mungkin karena kebiasaan saya yang jarang olah raga,
sehingga mudah sekali kelelahan dan mengalirkan keringat deras, berbeda dengan
teman teman lain yang masih baik baik saja dan terlihat bugar.
Dengan mengerahkan
segala tenaga, akhirnya kita semua tiba dipuncak Batu sekitar pukul 2 pagi.
Pemandangan yang terlihat hanya kabut, walaupun tampak sekelebat gunung abang
dan danau batur dibawah sana, Udara dingin semakin menyelimuti kita, Angin
mulai menusuk keruas ruas tulang dan tulang tengkorak saya. Sang leader alias betok,
terlihat membuat tenda, saya tidak menyangka dia membawa tenda di ranselnya.(
Pikir saya hebat ya saya yang membawa beban sedikit saja terengah engah, hmm
memang beda orang yang yang sudah biasa survival). Singkat cerita tenda jadi, beberapa teman
mulai menghangatkan badan di tenda dengan saling berpelukan seperti aries
agetia, Abraham, jaka, chik (komunitas maho)
. kwkwk.. qidingg,, (jangan marah ya teman teman yang baca tulisan ini,
becanda ia, hahaha ) :D..
( maaf terjadi kesalahan, jaka tidak ditenda tapi diluar dengan sarungnya menghangatkan diri ) kwkwk
( maaf terjadi kesalahan, jaka tidak ditenda tapi diluar dengan sarungnya menghangatkan diri ) kwkwk
Diluar tenda terlihat beberapa teman yang lain berusaha
menyalakan api, api pun hidup dengan ala kadarnya
tanpa bahan bakar, hanya menggunakan beberapa tusuk sate dan beberapa ranting yang diambil sepanjang perjalanan pendakian. Kita mulai memanggang sosis yang sudah disediakan oleh bos jayak/pande ia? saya kurang tau, gak penting x ia, sudah lapar entah mililk siapa, sikkkkaaatt!!,, kwkwkw. Kenikmatan yang tiada tara (lebay dikk nah), makan makan, rokok, sedikit arak untuk menghangatkan badan, kumpul kumpul dengan rasa kekrabatan yang sangat tinggi, sungguh pengalaman yang baru bagi saya, menikmatinya di puncak gunung.
tanpa bahan bakar, hanya menggunakan beberapa tusuk sate dan beberapa ranting yang diambil sepanjang perjalanan pendakian. Kita mulai memanggang sosis yang sudah disediakan oleh bos jayak/pande ia? saya kurang tau, gak penting x ia, sudah lapar entah mililk siapa, sikkkkaaatt!!,, kwkwkw. Kenikmatan yang tiada tara (lebay dikk nah), makan makan, rokok, sedikit arak untuk menghangatkan badan, kumpul kumpul dengan rasa kekrabatan yang sangat tinggi, sungguh pengalaman yang baru bagi saya, menikmatinya di puncak gunung.
Jam setengah 6 pagi, perlahan lahan sang matahari mulai
menampakan keindahannya. Tampak Gunung Agung dan gunung Abang yang megah, danau
batur yang menyejukan mata dan hati,sungguh pemandangan yang luar biasa. Kami
pun memanfaatkannya dengan foto bareng. Jam 8 kita menuruni Gunung. Sampai dibawah tidak lupa kita berpamitan. Singkat cerita kita akhirnya makan
makan di rumah Mahadi di Gianyar, kita disajikan makanan yang saya kira cukup banyak untuk
kita yang sebanyak 16 orang. ( Maaf ya Mahadi ngrepotin ) wkwkkw, makasi makan siangnya,
hwhwheheh,, perjalanan pun berakhir kita semua bergegas pulang. :D
Inilah beberapa foto yang kita ambil.
Beberapa kesadaran diri yang patut ditumbuhkan dalam pendakian yaitu, naik gunung bersama, sampai dipuncak juga harus bersama, jadi dalam perjalan kita harus saling membantu dan menjaga ego.
Sembari menulis blog ini saya juga sempat membaca dari blog
yang menuliskan bahwa :
Sungguh dalam, filosofi dari
mendaki gunung itu sendiri, dan sungguh hebat menurut saya pemikiran dari para
pendaki tersebut. Menjadi pendaki gunung, atau yang biasa disebut dengan
sebutan “pecinta alam” di-Indonesia ini, tidak hanya untuk gagah-gagahan saja.
Mereka mempunyai tujuan yang mulia, seperti memempercayai kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa, menjaga, melindungi dan melestarikan alam Indonesia.
Jika
saja para pemuda di indonesia ini memiliki jiwa dan pemikiran seperti para
pecinta alam, mungkin saja saat ini Indonesia sudah menjadi negara besar.
Negara kita akan lebih menghargai sumber daya alam yang melimpah ruah dinegeri
ini, dan tidak akan menyia-nyiakannya. Apalagi sampai direbut oleh negeri
tetangga.
Mempunyai
jiwa pecinta alam berarti mempunyai semangat pantang menyerah. Seorang pendaki
tidak akan menyerah sebelum dia mencapai puncak tertinggi. Dan seorang pendaki,
tidak akan turun sebelum menyanyikan lagu Indonesia Raya disetiap puncak gunung
yang dia naiki. Kita pun berharap negeri kita tidak akan menyerah untuk
mencapai negeri yang sejahtera, maju dan berdaulat. Para pemuda pun akan selalu
bangga menjadi INDONESIA. Negeri yang akan menjadi macan asia, dan negeri yang
akan disegani oleh semua bangsa didunia.
adminnya maho..
ReplyDeletewkwkw,, dadi ing ngajak ngajak keto ris,
Deletebagus bagus ya fotonya.... haaaa... spektakuler gunung batur.....
ReplyDeletehttp://kaprikon.blogspot.com
yoi brooo,, makasi kunjungannya .. :D
Deletekalimatnya terlalu baku,,,tp lumyanlh.hahaha
ReplyDeletesmangadd kawand..
hehe, ae , pang nak len ngerti masehh, kanggoan long, mare mlajah nulis,
Delete